Yuan China Melayang Di Dekat Rekor Terendah Terhadap Dolar

Yuan China terjun ke rekor terendah terhadap dolar AS di pasar luar negeri pada akhir September, karena mata uang utama di seluruh dunia terus jatuh setelah kenaikan agresif Federal Reserve, sebuah sistem perbankan sentral Amerika Serikat.

Yuan yang berada di luar China dikabarkan telah menurun selama berbulan-bulan meskipun ada intervensi oleh bank sentral China malah semakin turun dari 7,2674 pada tanggal 28 September 2022, kembali merosot ke 7,189 per dolar pada tanggal 29 September 2022.

Penurunan terjadi meskipun People’s Bank of China memperingatkan para pedagang pada minggu ini untuk “tidak bertaruh” pada depresiasi mata uang yang terus berlanjut.

Sedangkan Yuan yang diperdagangkan di pasar domestik dikontrol ketat, sedikit meningkat pada hari Kamis (29/09) setelah jatuh ke level terlemahnya sejak krisis keuangan global 2008. “Pasar valuta asing adalah masalah besar. Menjaga stabilitas adalah prioritas pertama,” kata The People’s Bank of China (PBOC) dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs webnya.

Sejauh tahun ini, yuan telah merosot lebih dari 13% terhadap dolar. Yuan Tiongkok, bersama dengan mata uang global utama lainnya, telah melemah dengan cepat terhadap dolar dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi Ini juga dapat memperumit upaya pembuat kebijakan untuk meningkatkan ekonomi dengan menurunkan suku bunga.

China telah melonggarkan kebijakan moneternya tahun ini, melawan tren pengetatan global, untuk menopang ekonominya yang di-lockdown Covid dan krisis real estat yang semakin dalam.

“China masih menyimpan sejumlah besar cadangan devisa dan aset bersih bank di luar negeri, terakumulasi dari tekanan arus masuk yang kuat dari pertengahan 2020 hingga 2021, yang juga dapat berfungsi sebagai penyangga arus keluar,” jelas PBOC dilansir dari CNN.

Tidak hanya Yuan, mata uang berbagai negara juga melemah, Rupiah juga mengalami hal yang sama, “Rupiah saat ini di Rp 15.236, ada kemungkinan rupiah dalam bulan ini tembus Rp 15.400,” kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 28 September 2022. Di belahan dunia lain, Inggris juga mengalami kemerosotan nilai tukar Pound sterling terhadap mata uang dunia.

Sentimen utamanya karena pasar khawatir dengan kondisi stabilitas keuangan Inggris yang sedang menghadapi krisis biaya hidup. Dikutip dari Reuters, nilai tukar pound sterling terus jatuh sejak sepekan ini. Nilai tukar pound sterling yang sempat menyentuh Rp 16.900.