Jepang meluncurkan satelit sinar-X ‘Moon Sniper’

Sebuah satelit revolusioner yang akan mengungkap objek-objek langit dengan cara baru dan pendarat bulan “Moon Sniper” akhirnya lepas landas. Peluncuran Agensi Antariksa Jepang, yang sudah beberapa kali dijadwal ulang karena cuaca buruk, meluncur di atas roket H-IIA dari Pusat Antariksa Tanegashima pada pukul 8:42 pagi Waktu Standar Jepang pada hari Kamis.

Acara ini disiarkan secara langsung di saluran YouTube JAXA, dengan tayangan dalam bahasa Inggris dan Jepang. Satelit XRISM (dibaca “crism”), yang juga disebut Misi Pemindaian dan Spektroskopi Sinar-X, adalah misi bersama antara JAXA dan NASA, dengan partisipasi dari Badan Antariksa Eropa dan Badan Antariksa Kanada.

Turut serta dalam perjalanan ini adalah SLIM milik JAXA, atau Smart Lander for Investigating Moon. Pendarat eksplorasi skala kecil ini dirancang untuk menunjukkan pendaratan “tepat” di lokasi tertentu dalam radius kecil dengan mengandalkan teknologi pendaratan yang sangat presisi. Presisi ini menghasilkan julukan misi ini, yaitu Moon Sniper.

Satelit dan dua alatnya akan mengamati daerah-daerah terpanas di alam semesta, struktur terbesar, dan objek dengan gravitasi terkuat, menurut NASA. XRISM akan mendeteksi cahaya sinar-X, panjang gelombang yang tidak terlihat oleh manusia. “Beberapa hal yang kami harapkan untuk diteliti dengan XRISM termasuk dampak ledakan bintang dan jet partikel mendekati kecepatan cahaya yang diluncurkan oleh lubang hitam supermasif di pusat galaksi,” kata Richard Kelley, peneliti utama XRISM di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland, dalam pernyataan.

Satelit ini juga membawa dua alat lain yang disebut Resolve dan Xtend. Instrumen Resolve akan membantu para astronom mengungkap misteri kosmik seperti rincian kimia gas panas bercahaya di dalam gugus galaksi. Sementara itu, Xtend akan memberikan XRISM dengan salah satu lapangan pandang terbesar dalam satelit sinar-X.

Setelah Amerika Serikat, Uni Soviet, dan China, India menjadi negara keempat yang melakukan pendaratan terkendali di bulan ketika misi Chandrayaan-3-nya tiba pada 23 Agustus di dekat kutub selatan bulan. Sebelumnya, pendarat lunar Hakuto-R milik perusahaan Jepang Ispace jatuh 4,8 kilometer sebelum menabrak bulan saat upaya pendaratannya pada bulan April.