Kapolri: Lipat Ganda Anggaran Dan Personel Densus 88 AT
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dikabarkan mengalokasikan anggaran kegiatan untuk satuan Detasemen Khusus atau yang lebih dikenal dengan Densus 88 sebesar Rp.1,5 triliun untuk pelaksanaan tugas sepanjang 2022. Anggaran ini diunggah di situs resmi Pusat Keuangan Polri yang dapat diakses masyarakat melalui www.puskeu.polri.go.id. Walaupun alokasi dana cukup besar, sepanjang tahun ini realisasi dari anggaran telah keluar sebesar Rp151,85 miliar atau 10,12%.
Dilansir dari CNN, Kabagbanops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengonfirmasi bahwa jumlah yang termuat dalam situs Puskeu tersebut sebagai anggaran Densus 88 tahun ini. “Nah, sudah dapat itu (jumlah anggaran Densus Rp1,5 triliun),” kata Aswin saat dikonfirmasi pada Rabu 16 Februari 2022. Namun demikian, ia tak dapat memastikan lebih lanjut mengenai jumlah persis dari anggaran yang dialokasikan untuk kerja detasemen tersebut.
Sebelumnya, di awal tahun 2022, KSAD Dudung Abdurachman juga sempat mengatakan bahwa hasil dari rapat pimpinan Kementrian Pertahanan menyatakan bahwa pertumbuhan kelompok terorisme sudah dalam hitungan menit. Ia memperingatkan anggota TNI untuk lebih peka terhadap pertumbuhan kelompok tersebut.
Lalu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan keinginannya untuk melipatgandakan personel Densus 88 AT agar memaksimalkan penindakan terorisme. Keinginan ini kemudian disusul oleh dilipatgandakannya anggaran satuan tersebut beserta sarana dan prasarananya. Tim Densus 88 AT sendiri memperlihatkan peningkatan performanya pada tahun 2021. Tim anti teror berhasil menangkap 370 tersangka terorisme, naik dari tahun sebelumnya dengan jumlah total 232 tersangka.
Aswin juga mengatakan peningkatan jumlah penangkapan itu bukti kinerja dan kerja keras Densus yang meningkat dan semakin efektif. Selain itu, Kapolri menuturkan penambahan anggota dan anggaran Densus 88 diharapkan dapat memberikan multiplier effect bagi keamanan masyarakat di Indonesia. “Tentunya stabilitas kamtibmas ini menjadi modal dasar dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Karena salah satu modal investasi baik asing dan dalam negeri,” jelasnya.
Kinerja baik dari Densus 88 sendiri sempat dikritik oleh seorang anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Fadli Zon pada tahun lalu. Ia merasa Densus 88 hanya sibuk menyita kotak amal yang diduga untuk mendanai kepentingan kelompok teroris. Fadli Zon juga mengatakan bahwa aksi terorisme justru dijadikan komoditas oleh Kepolisian RI.