Ambiguitas Kepemimpinan Sayap Kanan Italia setelah Berlusconi ‘dihadiahi vodka’ oleh Putin

Berlusconi salah satu pejabat penting dari partai Forza Italia dan mantan Perdana Menteri Italia mengatakan bahwa ia telah “kembali” menjalin komunikasi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan bertukar hadiah di tengah tindakan Rusia terhadap Ukraina yang kontroversial.

“Saya telah terhubung kembali dengan Presiden Putin,” mantan perdana menteri tiga kali itu terdengar mengatakan dalam komentar kepada anggota parlemen Forza Italia. “Dia mengirimi saya 20 botol vodka dan surat yang sangat manis untuk ulang tahun saya. Saya membalas dengan 20 botol Lambrusco dan surat yang sama manisnya.” Tambahnya dilansir dari France24.

Tidak sampai disitu, Berlusconi kembali mengingat pertemanannya dengan Putin di masa lalu dan mendeskripsikannya sebagai “orang yang damai” yang disalahpahami. Di antara “lima teman sejati Putin, sayalah yang nomor satu”, tambahnya dengan percaya diri. Ketika perkataannya diketahui khalayak ramai, pihak Forza Italia justru menolak pernyataan tersebut yang diikuti dengan penjelasan dari Berlusconi bahwa ia hanya “menceritakan cerita lama kepada anggota parlemen tentang sebuah episode yang terjadi bertahun-tahun yang lalu”.

Namun, segera terlihat bahwa pernyataan itu merujuk pada ulang tahunnya yang ke-86 pada 29 September lalu, hanya beberapa hari setelah koalisi sayap kanan yang dipimpin oleh sekutunya Giorgia Meloni memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan umum Italia.

Komentar Berlusconi langsung menjadi berita utama di Italia, mengacaukan upaya Meloni yang ia kampanyekan. Hal ini juga berkaitan dengan Forza Italia yang sekarang menjadi mitra koalisi yang didominasi oleh Brothers of Italy dari kelompok sayap kanan tengah mencalonkan diri untuk kementerian luar negeri, di antara posisi penting kabinet lainnya.

Akibatnya, banyak asumsi mengenai bagaimana kebijakan luar negeri Meloni ke depannya, bahkan banyak yang menganggap bahwa pemerintahannya akan “pro-Rusia”. “Meloni sandera untuk pro-Rusia,” tajuk utama surat kabar Italia, La Repubblica pada tanggal 19 Oktober 2022, menulis bahwa insiden itu “merusak kredibilitas” pemerintah yang dia coba bentuk.

Meloni, di sisi lain dikatakan terkejut dan marah pada kesalahan oleh pria yang lama dikenal sebagai Cavaliere (Ksatria), ia bahkan dikabarkan menyelinap keluar dari parlemen melalui pintu belakang 18 Oktober lalu untuk menghindari pers. Seperti yang dikatakan Giannini, gertakan terbaru Berlusconi “menghancurkan keseimbangan pro-NATO dan Europhile yang sudah rapuh yang sedang berjuang untuk dijamin oleh pemimpin Brothers of Italy”.

Namun, keesokan harinya, Meloni mengeluarkan pernyataan yang bersikeras bahwa dia akan memimpin pemerintahan dengan kebijakan luar negeri yang jelas. “Italia, dengan kepala tegak, adalah bagian dari Eropa dan aliansi Atlantik,” katanya. “Siapa pun yang tidak setuju dengan landasan ini tidak dapat menjadi bagian dari pemerintah, dengan biaya tidak memiliki pemerintahan.”

Berlusconi memiliki sejarah persahabatan yang panjang dengan Putin, yang ia layani di vilanya di Sardinia hampir dua dekade lalu. Dia bahkan mengunjungi Krimea bersama pemimpin Rusia pada 2014 setelah Moskow mencaplok semenanjung itu dari Ukraina. Pada tahun yang sama, sekutu utama Meloni lainnya, Matteo Salvini dari partai Liga pernah berfoto di Moskow mengenakan kaus Putin.