Proyek Nord Stream 2 Terhenti, Eropa Kembali Alami Kenaikan Harga Gas Alam

Negara-negara di Uni Eropa (UE) mengalami kenaikan harga gas alam pada pertengahan November 2021. Sebelumnya pasar gas alam mengalami kelangkaan karena lonjakan permintaan gas alam akibat pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 dan juga dimulainya musim dingin. Selain kegelisahan pasar akibat melonjaknya permintaan, Jerman juga mengumumkan bahwa mereka telah menangguhkan proses sertifikasi pipa gas baru milik Rusia, Nord Stream 2.

Akibat dari lonjakan dan kebijakan Jerman, harga gas alam berjangka di Eropa meningkat sejak 16 November dan terus naik. Hal ini berdampak ke banyak hal seperti mempengaruhi harga grosir gas Inggris yang melonjak seperti awal Oktober lalu. Lonjakan itu menyebabkan beberapa pabrik di Eropa dan Inggris ditutup karena kerugian akibat harga gas.

Sebelumnya, pada akhir September lalu harga gas alam  melonjak ke rekor tertinggi di Inggris, Prancis, Spanyol, Jerman, dan Italia. Hal ini membuat negara-negara mengambil langkah cepat untuk menanggulangi krisis gas alam. Spanyol telah mengumumkan langkah darurat untuk memotong tagihan energi, sementara Prancis berencana mensubsidi hampir 6 juta rumah tangga berpenghasilan rendah. Di Inggris, batas harga gas alam berusaha dipertahankan oleh pemerintah, namun menyebabkan banyaknya perusahaan energi kecil di Inggris bangkrut.

Selain tingkat produksi yang menurun akibat musim dingin, keputusan Jerman untuk tidak menyetujui jalur pipa Nord Stream 2 karena operator pipa yang berbasis di Swiss terhambat masalah birokrasi. Pipa sepanjang 1.200 kilometer lebih ini banyak dikritik di dalam dan di luar UE karena melanggengkan ketergantungan blok tersebut pada bahan bakar fosil dan memperluas pengaruh geopolitik Rusia yang bertentangan dengan komitmen negara-negara UE.

Belum diratifikasinya proyek Nord Stream 2 ini menunda produksi gas alam yang diperkirakan akan mulai mengalir di awal Februari 2022. Carlos Torres Diaz, kepala pemasaran gas dan listrik di Rystad Energy mengatakan bahwa “Nord Stream 2 adalah saluran pipa yang dapat mengubah permainan pasokan di Eropa”. Ditambah dengan cuaca dingin di Eropa, Eurasia Group juga mengatakan bahwa UE akan mengalami kelangkaan gas alam dalam waktu yang lebih panjang akibat berbagai faktor dan mengatakan operasi gas kemungkinan tidak akan dimulai sampai kuartal kedua 2022”.

Gas alam dan batu bara sendiri masih memasok lebih dari 35% dari total produksi sumber energi UE.  Sesuai dengan kesepakatan di COP 26 dimana batu bara secara bertahap dihapus. Banyak negara menggunakan gas alam sebagai sumber daya transisi untuk bertindak sebagai jembatan sebelum alternatif hijau, seperti turbin angin dan panel surya diluncurkan. Selain itu, gas juga digunakan untuk pemanas dan aktifitas sehari-hari perumahan, membuat lonjakan harga semakin terlihat pada pengeluaran akhir konsumen terutama di musim dingin.