Drone MQ-4C Triton, Alutsista Australia untuk Laut China Selatan

(Foto: seapowermagazine.org)

Kemajuan pesat perkembangan teknologi tidak hanya mempengaruhi aspek kehidupan namun juga menjadi perwujudan supremasi dan keunggulan masing-masing negara. Salah satunya ialah peningkatan industri pertahanan dengan penggunaan drone dalam kebutuhan pertahanan. Hal ini pula yang dilakukan oleh Australia pada tahun 2018 membeli Drone MQ-4C Triton dari Amerika Serikat sebagai upaya peningkatan kekuatan dan kapabilitas pertahanan negaranya. Bagaimana drone baru Australia berefek ke dalam hubungan antar negara lainnya terutama dalam isu Laut China Selatan?

Kerja sama Australia-AS: Drone MQ-4C Triton

Seiring pembangunan kekuataan militer China yang semakin masif di kawasan Asia Pasifik, terlebih dengan semakin aktifnya upaya klaim Laut China Selatan dan isu rencana pembangunan markas militer China di Vanuatu yang memberikan sense of danger bagi Australia. Terlebih berbagai permasalahan pelanggaran perbatasan lainnya seperti perompakan dan pembajakan laut, imigrasi illegal, illegal fishing, smuggling dll. menjadikan Australia perlu meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan terlebih dalam hal intelijen, pengawasan, dan pengintaian.  Australia kemudian melakukan perjanjian pembelian drone MQ-4C Triton pada tahun 2018, sebuah drone jarak jauh buatan Amerika Serikat (AS) dengan estimasi biaya digunakan sebanyak $ 5.1 miliar.

Drone MQ-4C Triton merupakan sebuah program pengembangan antara Angkatan udara Australia dan Angkatan Laut Amerika Serikat. Australia akan bekerja dengan Angkatan Laut AS untuk mengembangkan, memproduksi dan pemeliharaan MQ-4C Triton. Drone Triton pertama akan dimulai pada pertengahan 2023 yang kemudian keenam drone tersebut akan beroperasi pada akhir 2025, berbasis di Australia Selatan.[1]

Triton akan digunakan bersama dengan P-8A Poseidon aircraft untuk operasi jarak jauh dan pengumpulan informasi intelijen dan dapat meningkatkan kemampuan serangan anti kapal selam dan Angkatan Laut Australia. Disampaikan oleh Pyne mengatakan salah satu kontribusi terpenting Australia untuk “Five Eyes” – jaringan pengumpulan intelijen yang mencakup Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Selandia Baru – adalah pengintaian dan pengawasan atas Asia Tenggara dan Antartika, serta samudra Hindia dan Pasifik. Tritons akan beroperasi dengan 12 pesawat pengintai P-8 Poseidon berawak yang menggantikan pesawat P-3 Orion yang sudah tua.[2]

Investasi awal yang digelontorkan senilai $ 1,4 miliar mencakup fasilitas baru, sistem kendali darat, dukungan dan pelatihan. Termasuk $ 200 juta untuk program bersama dengan Angkatan Laut AS pada pengembangan, produksi dan pemeliharaan pesawat. Termasuk $ 364 juta untuk peningkatan infrasuktur guna mengakomodasi drone baru di dua pangkalan Angkatan udara Australia yakni Edinburgh, utara Adelaide, serta Pangkalan RAAF Tindal di Wilayah Utara.[3]

Triton dirancang untuk menghadirkan daya tahan, ketinggian, jangkauan, dan kemampuan mengudara yang gigih. Drone ini direkayasa dengan sensor khusus jarak jauh yang ditujukan untuk pengawasan laut. MQ-4C Triton juga dapat dengan cepat menyesuaikan ketinggian dan menggabungkan teknologi khusus seperti sayap de-icing.[4] Drone ini dapat bertahan dalam misi selama lebih dari 24 jam di ketinggian lebih dari 50.000 kaki dengan kemampuan jelajah mencakup lebih dari 200 mil persegi di lautan dalam satu misi. Fungsi dari Triton ini adalah untuk memberi informasi ke komandan kapal untuk mendeteksi dan melihat target, ancaman, dan item yang menarik secara real time dari jarak yang sangat jauh menggunakan sensor, kamera, dan tautan data dari sistem Triton.[5]

Australia telah memulai investasi angkatan laut masa damai terbesarnya melalui strategi pembuatan kapal besar-besaran yang mencakup kapal selam baru, kapal patroli lepas pantai, dan fregat untuk menopang kemampuan pertahanannya. Melalui keberadaan drone Triton ini akan secara signifikan meningkatkan peperangan anti-kapal selam dan kemampuan serangan maritim Australia, serta kemampuan pencarian dan penyelamatan.

Dampak Drone MQ- 4C Triton bagi Australia

Teori Sekurititsasi dikemukakan oleh Ole Waever bahwasanya security adalah sejenis tindakan verbal dengan mengkalrifikasikan keamanan, pemerintah berdalih dari fakta umum ke area tertentu dan mengambil tindakan apapun sebagai bagian dari mencegah hak istimewa.[6]  Sehingga upaya Australia untuk memodernisasi alusita melalui kerja sama pengembangan Drone MQ-4C Triton menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi segala kemungkinan yang dapat mengganggu keamanan negara mereka. Disisi lain memiliki alusista nasional yang canggih, menjadikan adanya rasa hormat dari negara lain terutama sebagai efek penangkalan (deterrence) dari agresi militer asing dan juga mempengaruhi dalam kemampuan diplomasi internasional.[7] Keberadaan Drone Triton ini dapat mempengaruhi perkembangan hubungan Australia dengan negara lainnya.

Bagi AS, Australia adalah sekutu, mitra dan teman penting di Asia Pasifik yang didasari oleh nilai-nilai demokrasi bersama, kepentingan bersama, dan kedekatan budaya. Sehingga aliansi AS-Australia merupakan jangkar bagi perdamaian dan stabilitas di wilayah Indo-Pasifik. Kedua negara memiliki kepentingan yang sama dalam mempertahankan kebebasan navigasi, penerbangan, dan penggunaan laut lainnya yang sah, termasuk di Laut Cina Selatan.[8] Sehingga dengan keberadaan Drone Triton ini menjadi perwujudan bagian dari aset AS untuk intelijen, pengawasan, dan pengintaian dalam Laut China Selatan.

Sedangkan bagi China yang mengklaim kedaulatan atas hampir semua Laut China Selatan, meskipun ada klaim saingan dari tetangganya di Asia Tenggara.[9] Keberadaan Drone Triton Australia ini menjadi ancaman, terutama dengan kemampuan pengambilan informasi yang dimiliki drone ini akan mengganggu rencana kegiatan pembangunan kekuataan pertahanan China di Laut China Selatan dengan menyediakan data informasi terkait kepada AS dan Sekutu.

Bagi domestik Australia sendiri, keberadaan drone Triton ini akan melindungi perbatasan Australia dan membuat rasa aman pada wilayah Australia, yang secara dramatis memperluas kemampuan Australia untuk menemukan kapal militer di lautan Asia dan mempererat operasi bersama dengan AS di wilayah Asia Pasifik. Selain itu drone ini akan secara mudah dapat memenuhi putaran misi di Laut China Selatan setelah lepas landas dari wilayah northern. Australia menegaskan haknya untuk dapat melakukan perjalanan melalui Laut China Selatan, di perairan internasional seperti yang selama ini dilakukan, baik dengan kapal permukaan maupun pesawat terbang.  Dengan keberadaan drone Triton ini merupakan wujud peningkatan kekuatan dan kapabilitas Australia dalam mempertahankan negaranya dari segala ancaman, dan secara signifikan meningkatkan kemampuan militer dalam intelijen pengawasan dan pengintaian.

 

 

 

 


[1] Sonali Paul. (2018, 26 Juni). “Australia to buy six U.S. Triton drones for $5.1 billion.” Reuters. https://www.reuters.com/article/us-australia-defence-idUSKBN1JL30I

[2] Rod Mcguirk. (2018, 26 Januari). “Australia to buy 6 US-made Triton drones for $5.1 billion.” USA Today. https://www.usatoday.com/story/news/world/2018/06/26/australia-buys-triton-drones/733525002/

[3] David Wroe. (2018, 25 Juni). “Australia to spend nearly $7 billion buying unmanned military planes from America.” The Sydney Morning Herald. https://www.smh.com.au/politics/federal/australia-to-spend-nearly-7-billion-buying-unmanned-military-planes-from-america-20180625-p4znmc.html

[4] Kris Osborn. (2021, 25 Februari). “How Australian’s New Triton Drones Will Find Chinese Submarines.” The National Interest. https://nationalinterest.org/blog/buzz/how-australia%E2%80%99s-new-triton-drones-will-find-chinese-submarines-178821?s=08

[5] Tim Broderick. (2016, 7 Desember). “The U.S Navy is Preparing the MQ-4C Triton Drone for Service in the Pacific.” The National Interest. https://nationalinterest.org/blog/the-buzz/the-us-navy-preparing-the-mq-4c-triton-drone-service-the-18663

[6] Ole Waever, Securitization and Desecuritization , dalam Ronnie D. Lipschutz (ed) On Security, (New York: Columbia University Press, 1995) hal. 55.

[7]

[8] U.S. Department of State. (2020, 21 Januari). “U.S. Relations with Australia.” https://www.state.gov/u-s-relations-with-australia/#:~:text=The%20Australia%2C%20New%20Zealand%2C%20and,and%20enjoys%20broad%20bipartisan%20support.&text=The%20U.S.%2DAustralia%20alliance%20is,region%20and%20around%20the%20world

[9] ET The Economic Times. (2018, 26 Januari). “Australia buys US drones to continue monitoring South China Sea.” https://economictimes.indiatimes.com/news/defence/australia-buys-us-drones-to-continue-monitoring-south-china-sea/articleshow/64743759.cms?from=mdr