Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Lebaran, BOR RS Covid-19 Naik di Seluruh Provinsi di Indonesia

Pasca Lebaran dan berakhirnya larangan mudik, jumlah kasus Covid-19 di sejumlah daerah meningkat signifikan. Hal itu seiring tingginya mobilitas penduduk selama libur setelah lebaran. Kecenderungan masyarakat yang melakukan perjalanan setiap libur panjang, menjadi pemicu lonjakan kasus karena hampir selalu diiringi oleh turunnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan.  Bilamana terjadi lonjakan kasus, maka beban pada pelayanan kesehatan juga ikut meningkat.

Saat ini kondisi keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) secara nasional kurang dari 30%. Dikhawatirkan gelombang pasien COVID-19 pasca lebaran yang dirawat di RS akan datang secara bersamaan dengan jumlah yang besar. Seperti yang disampaikan oleh dr. Lia G. Partakusuma Sp.PK. MM. MARS. Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) “Kalau sampai 7-8 ribu pasien dirawat bersamaan, maka RS akan sangat kewalahan sehingga tidak bisa membantu dengan maksimal”. Tidak hanya itu saja, jumlah tenaga kesehatan juga dikhawatirkan tidak mencukupi apabila jumlah kasus yang dirawat di RS meningkat secara bersamaan.

 Di sisi lain, sudah ada beberapa provinsi yang menunjukkan peningkatan BOR cukup signifikan. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Azhar Jaya dalam rapat koordinasi daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Pusdalops BNPB, Minggu (23/5). Kemenkes mencatat dalam tiga hari terakhir tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit Covid-19 di seluruh provinsi Indonesia mulai mengalami kenaikan. Selain itu juga, kemenkes mencatat rata-rata BOR rumah sakit Covid-19 di empat provinsi telah berada di atas 50%. Jumlah tersebut telah mendekati ambang batas aman BOR RS yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni sebesar 60%. Adapun empat provinsi dengan BOR di atas 50 persen adalah Sumatera Utara dan Kalimantan Barat dengan BOR 58%, lalu Sumatera Barat dan Riau dengan keterpakaian tempat tidur sebanyak 53%.

Melihat kondisi ini, Azhar meminta kepada seluruh rumah sakit Covid-19 di Indonesia untuk meningkatkan kapasitas ruang rawat bagi pasien terpapar virus corona, dengan melakukan alih fungsi alias konversi tempat tidur dalam rangka memperkuat upaya antisipatif adanya lonjakan kasus covid-19 di Indonesia. Tren kenaikan jumlah pasien COVID-19 di rumah sakit akan bertambah setiap akhir libur Lebaran. Ketika pasien COVID-19 di rumah sakit bertambah, maka akan diikuti dengan angka kematian yang cukup tinggi. Hal ini akan berdampak kepada tenaga kesehatan (nakes) dan dokter yang merawat. Oleh karenanya “ini yang harus kita jaga, kita siapkan. Karena kalau sampai terjadi second wave biasanya lebih tinggi kalau berdasarkan pengalaman negara lain termasuk India” kata Azhar. Selain itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengingatkan setiap daerah perlu mengantisipasi lonjakan kasus baru Covid-19 pasca libur Panjang, sebagai anjuran bagi satgas Covid-19 daerah yang saat ini masih masuk ke dalam zona dengan risiko tinggi alias zona merah untuk segera memperbaiki penanganan Covid. Di sisi lain, daerah tujuan arus balik juga perlu bersiaga. Para perangkat pemerintah setempat pun diimbau apabila terdapat lebih dari lima rumah dalam satu Rukun Tetangga (RT) yang positif COVID-19, maka posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Skala Mikro (PPKM) di tingkat Kelurahan berinisiatif untuk melakukan micro lockdown.