Mengenal Kapal KRI Golok-688: Kapal Perang Baru Pabrikan Lokal

Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) meluncurkan kapal cepat rudal KRI Golok-688 di Banyuwangi, Jawa Timur pada Sabtu 21 Agustus 2021. Yudo menyebut KRI Golok merupakan kapal asli buatan Indonesia yang dirancang oleh PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi. Teknologi yang terdapat pada KRI Golok adalah bahan komposit serat karbon yang membuatnya sulit dideteksi oleh radar musuh, KRI Golok-688 ini juga merupakan kapal pertama di Indonesia dengan komposisi bahan tersebut. Menurut Yudo, kapal ini baru mencapai tahap 93 persen dan dijadwalkan akan selesai pada bulan Oktober.

Setelah selesai dan diserahkan ke TNI Angkatan Laut, KRI Golok-688 akan ditempatkan di wilayah yang rawan dan strategis untuk menjaga wilayah Indonesia seperti di Natuna dan Ambalat. Menurut Yudo  “KRI Golok merupakan jenis kapal cepat rudal memiliki kecepatan tinggi dan nanti akan dilengkapi persenjataan dan rudal. Sebagai kapal cepat rudal, geraknya harus berkecepatan tinggi, yang tugasnya hit and run” pada Minggu 22 Agustus 2021.

Adapun spesifikasi KRI Golok yakni merupakan kapal jenis KCR Trimaran dengan panjang keseluruhan 62,53 meter, lebar 16 meter, dengan tinggi kapal dari draft 18,7 meter dengan bobot 53,1 ton. Memiliki kecepatan maksimum 28 knots dan kecepatan jelajah 16 knots, kapal perang ini juga dipersenjatai meriam 30 mm dan senapan 12,7 mm serta mampu mengangkut 25 ABK. Kapal ini dinilai sebagai salah satu kapal perang tercanggih Indonesia. 

Penamaan KRI Golok-688 ini diambil dari nama sebuah senjata tradisional yaitu golok yang dikenal sebagai senjata serba guna, Laksamana Yudo juga menyatakan alasan penamaan Kapal Cepat Rudal (KCR) itu, “Dinamai senjata, karena KRI Golok merupakan jenis kapal cepat yang harapannya bisa melaksanakan setiap tugas operasi militer, baik perang maupun non-perang dengan kecepatan tinggi,” Sebelum KRI-Golok-688, Indonesia juga memiliki KCR yang dinamai dengan nama-nama senjata tradisional seperti KRI Halasan, KRI Kerambit, KRI Sampari, dan juga KRI Tombak.