Bom Menyerang Bandara Internasional Kabul di tengah Proses Evakuasi

Dua pengebom bunuh diri dan pria bersenjata menyerang kerumunan warga Afghanistan di luar bandara Kabul, Kamis (26/08). Serangan itu menewaskan sedikitnya 60 warga Afghanistan dan 13 tentara AS. Peristiwa ini terjadi ketika Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya berlomba untuk menyelesaikan evakuasi besar-besaran warga mereka dan sekutu Afghanistan setelah Taliban mengambil alih negara itu.

Kelompok Negara Islam (ISIS) di Khorasan, yang dikenal sebagai ISIS-K, mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan di saluran berita Amaq, tetapi tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim tersebut. Para pejabat AS mengatakan kelompok itu kemungkinan berada di balik serangan itu, dan Biden pada hari Kamis mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan komandan militer AS “untuk mengembangkan rencana operasional untuk menyerang aset, kepemimpinan, dan fasilitas ISIS-K.”

Meski begitu, pengangkutan udara tetap berlanjut, meskipun jumlah pengungsi turun pada hari kedua karena serangan teror dan ancaman lebih lanjut membuat orang menjauh. Pada hari serangan bom ini terjadi, Dari jam 3 pagi hingga 3 sore, waktu Washington, tercatat Empat belas AS penerbangan militer membawa sekitar 5.100, dan 39 penerbangan koalisi membawa 2.400. Jumlah tersebut menurun bila dibandingkan dengan evakuasi senin awal minggu ini yang dalam 24 jam mencatatkan jumlah yang dievakuasi mencapai 19.000 orang.

Dalam pidato emosional dari Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden mengatakan pertumpahan darah terbaru tidak akan membuat AS keluar dari Afghanistan lebih awal dari yang dijadwalkan, dan bahwa ia telah menginstruksikan militer AS untuk mengembangkan rencana untuk menyerang ISIS-K.

Para pejabat AS telah memperingatkan selama seminggu terakhir bahwa ancaman serangan teror di bandara menjadi lebih intens. Sebelumnya pada Kamis waktu setempat, diplomat AS di Kabul memperingatkan warga Amerika untuk “segera” meninggalkan beberapa gerbang bandara Internasional Kabul, dengan alasan ancaman keamanan.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa salah satu ledakan terjadi “di Gerbang Abbey bandara” dan “setidaknya satu ledakan lainnya terjadi di atau dekat Hotel Baron, tidak jauh dari Gerbang Abbey.” Gerbang Abbey merupakan salah satu titik masuk utama ke bandara Internasional Kabul dan keamanan utama di sana telah dibawah kendali oleh Marinir AS. Area di sekitar gerbang itu digunakan untuk menampung pengungsi setelah mereka melewati pos pemeriksaan Taliban di luar bandara, dan sebelum mereka diizinkan pergi ke bandara.

Sedangkan lokasi ledakan lainnya yakni Baron Hotel digunakan oleh tentara Inggris dan sekutu lainnya sebagai pusat penanganan evakuasi untuk memproses para pengungsi, sebelum memindahkan mereka ke Abbey Gate. Tidak jelas apakah pasukan internasional masih berada di daerah itu ketika ledakan terjadi.

Serangan ini kemungkinan akan secara signifikan mempersulit upaya untuk mengangkut ribuan orang keluar dari Afghanistan. Sebelum penyerangan, sejumlah negara termasuk Jerman, Belanda dan Kanada, telah mengumumkan bahwa mereka tidak bisa lagi melakukan penerbangan. Turki telah mengumumkan bahwa pasukannya, yang telah memberikan keamanan di bandara selama enam tahun, ditarik.

Sudah, beberapa negara telah mengakhiri evakuasi mereka dan mulai menarik tentara dan diplomat mereka, menandakan awal dari akhir salah satu pengangkutan udara terbesar dalam sejarah. Taliban bersikeras bahwa pasukan asing harus keluar pada batas waktu yang ditentukan sendiri oleh Amerika pada 31 Agustus dan evakuasi harus diakhiri pada saat itu juga.